Dasar :
Urea merupakan pupuk yang mengandung senyawa N-organik sehingga perlu didestruksi menggunakan H2SO4(P) dan ditambahkan campuran selen kedalamnya sebagai katalis untuk bisa menetapkan kadar N yang terkandung di dalam pupuk UREA tersebut. Senyawa N-anorganik hasil destruksi didestilasi menggunakan NaOH (tambahkan indikator PP) dengan penampung H3BO3 atau HCl yang sudah ditambahkan BCG:MM (merah) sebagai indikator penitaran. Penitaran dengan penampung H3BO3 (penitar = HCl) didapat TA dari merah menjadi hijau, sedangkan penitaran dengan penampung HCl (penitar = NaOH) didapat TA dari hijau menjadi merah.Reaksi :
2CO(NH2)2 + H2SO4(P). . . .CO2 + (NH4)2SO4 + H2O
(NH4)2SO4 + NaOH. . . .Na2SO4 + NH3 + H2O
Penampung H3BO3
NH3 + H3BO3. . . .NH4H2BO3
NH4H2BO3 + HCl. . . .NH4Cl + H3BO3
Penampung HCl
NH3 + HClberlebih. . . .NH4Cl
HClsisa + NaOH. . . .NaCl + H2O
Cara Kerja :
1. Ditimbang + 1 g contoh UREA dan + 1 g campuran selen.
2. Masukkan ke dalam labu Kjeldahl. (contoh dimasukkan ke dalam kertas minyak)
3. Bubuhi 25 mL H2SO4(P), destruksi di ruang asam sampai larutan berwarna kuning kehijauan jernih.
4. Dinginkan, encerkan ke dalam labu takar 100 ml.
5. Pipet 10 mL larutan ke dalam destilator, destilasi dengan NaOH 30%. Gunakan penampung H3BO3 atau HCl sebanyak 25 mL.
6. Destilasi dihentikan apabila Vawal = Vakhir.
7. Titar penampung sesuai penitarnya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar